Sinopsis Chandra Nandini Hari Ini 22 Februari 2018 Episode 51 Lengkap

Sinopsis Chandra Nandini Hari Ini 22 Februari 2018 Episode 51 Lengkap - Bagi kamu penggemar serial Chandra Nandini, berikut ini info sinopsis Chandra Nandini hari ini 22 februari 2018, kelanjutan cerita Chandra Nandini episode 51 hari ini. Pada sinopsis Chandra Nandini hari ini nanti akan menceritakan tentang perbuatan jahat Apama yang mengadu domba Nandini dan Moora. Simak info sinopsis Chandra Nandini hari ini selengkapnya berikut ini:

Sinopsis Chandra Nandini Hari Ini 22 Februari 2018 Episode 51 Lengkap

Helena menemui ibunya dan berbicara  dengan emosi mengenai kembalinya Malayketu karena Helena kembali teringat pengkhianatan yang telah dilakukan Malayketu dulu terhadapnya.  Apama menenangkannya dan berkata kalau Malayketu hanyalah masa lalu. Helena masih emosi dan mengatakan dirinya tidak akan pernah bisa melupakan masa lalunya. Apama meminta Helena melupakan masa lalunya. Helena bersikeras tidak akan melupakan pengkhianatan Malayketu. Malayketu muncul dan berkata kalau dirinya juga tidak bisa melupakannya  (Helena) karena dia begitu cantik. Helena emosi dan melempar gelas pada Malayketu. Apama menenangkan Helena dan berkata kalau Malayketu bukan musuhnya tapi akan menjadi teman mereka. Apama menambahkan bahwa mereka dan Malayketu memiliki musuh yang sama dan mereka perlu untuk bergabung dengannya karena Malayketu yang akan memisahkan Chandra Nandini. Malayketu berkata bahwa semakin Helena marah maka kecantikannya akan semakin bertambah. Apama meminta Malayketu agar menjaga batasan dan datang padanya hanya jika dipanggil. Apama juga mengingatkan Malayketu kalau dirinya lah yang telah berjasa memasukkannya kembali ke istana. Malayketu tersenyum dan beranjak pergi.

Keesokan harinya, pendeta berbicara pada Moora dan Dadima bahwa setiap lima tahun sekali diadakan pooja Kalash dimana seorang ratu akan berpuasa dan tanpa alas kaki akan mendapatkan air suci untuk dibawa ke istana dan setelah itu ratu tersebut akan melakukan pooja Dewa Siwa. Pendeta meminta Moora memilih ratu mana yang akan dipilihnya untuk melakukan pooja. Dadima  berbicara pada Moora bahwa baik Helena ataupun Nandini berhak untuk dipilih. Moora berkata bahwa Magadha akan mengetahui keputusannya besok lalu Moora memberikan sebuah surat pada pelayan dan menyuruhnya pergi.

Nandini berjalan di koridor dan bertanya pada pelayan tentang keberadaan Bindusara. Pelayan menjawab kalau Bindusara bersama ibu suri. Setelah mendapat jawaban Nandini berjalan lagi dan melihat Malayketu tengah menggendong Bindusara. Nandini emosi dan merebut Bindusara dari tangan Malayketu seraya bertanya siapa yang memberinya ijin untuk membawa Bindusara.

Moora muncul mengatakan kalau dirinya yang mengijinkan. Nandini mengingatkan Moora kalau Malayketu pernah mencoba menghabisi Bindusara. Moora menjawab kalau Malayketu hanya dijebak dan dia juga sudah meminta maaf. Moora menambahkan bahwa dirinya sebagai nenek Bindusara bisa menjaga Bindusara dengan baik. Chandra muncul dan menyela tapi Moora menghentikannya dan  berkata agar jangan selalu memotong pembicaraannya. Nandini menjawab ucapan Moora kalau dirinya tidak bisa melakukan semua itu (mempercayakan Malayketu menjaga Bindusara) Moora  pun berkata agar dia mencoba untuk mempercayai Malayketu. Nandini menjawab tidak mungkin sebagai ibu Bindusara dirinya bisa mempercayai Malayketu. Moora menegaskan kalau dia bukan  ibu kandung karena Dhurdhara lah ibu kandung Bindusara dan setelah Dhurdhara hanya dirinya yang berhak atas Bindusara. Nandini menjawab, “jika hukum membuat suatu hubungan maka kau tidak akan pernah bisa membuat putri musuhmu menjadi putrinya sendiri dan tidak akan bisa mengizinkannya tinggal di istana..bu..aku mempelajari semuanya darimu tentang bagaimana cara berpikir dari dalam hati”. Moora menjawab bahwa kini dirinya melihatnya sebagai menantunya dan bukan putrinya.

Nandini memperbaiki tirai yang rusak dan teringat ucapan Moora  lalu meneteskan airmata. Chandra muncul dan meminta maaf karena sudah merusak tirainya lalu Chandra membantunya melipat tirai. Chandra melihat kesedihan di wajah Nandini dan mencoba membuatnya tersenyum tapi Nandini hanya menjawab sepatah kata saja saat Chandra bertanya. Chandra menggoda Nandini dan menceritakan ciumannya semalam. Nandini terkejut dan berkata tidak mungkin mereka berciuman. Chandra pun berkata kalau dirinya tau dia masih memikirkan ucapan Moora. Nandini mengatakan kalau dirinya tidak merasa buruk saat Moora menolak mengakuinya sebagai ibu kandung Bindusara tapi dirinya sedih saat Moora menganggap nya menantu dan bukan putrinya. Nandini merasa kehilangan sosok seorang ibu. Chandra menjawab seiring berjalannya waktu ibunya akan melupakan kata2nya tersebut karena tidak ada seorangpun yang bisa marah terhadap dia (Nandini) dalam waktu yang lama. Chandra kembali menggoda Nandini dan bertanya apakah dia sudah mengingat ciuman yang dilakukannya semalam. Nandini menjawab bahwa semua itu tidak mungkin terjadi lalu Nandini beranjak pergi.

Pelayan yang membawa surat Moora dihentikan oleh Chloi saat akan masuk ke kamar Helena dan Chloi berkata tidak ada yang boleh mengganggu Helena karena dia sedang beristirahat. Apama muncul dan membaca surat tadi lalu menyuruh pelayan tadi pergi karena dirinya yang akan memberikan surat tersebut. Chloi melarang Apama masuk tapi Apama mengabaikannya dan pergi ke kamar Helena.

Apama menemui Helena dan mengomelinya karena asik tidur saja. Helena menjawab kalau kepalanya terasa pusing. Apama lalu bercerita kalau Moora mengiriminya surat supaya dia yang pergi ke pooja Kalash. Helena menjawab sebenarnya malas melakukan pooja tersebut tapi terpaksa harus melakukannya karena Moora yang memilihnya. Apama melarangnya pergi dan berkata kalau Nandini yang akan melakukannya agar tercipta kesalahpahaman antara Moora dan Nandini. Apama berpikir bahwa Moora pasti akan beranggapan kalau Nandini yang memaksa Chandra agar dia yang melakukan pooja Kalash. Helena bertanya bagaimana cara membuat Nandini pergi sedangkan dalam surat tersebut ditujukan jelas tertulis atas namanya. Apama mengingatkan Helena kalau dirinya bisa meniru semua tulisan tangan.

Chandra menemui Nandini dan melihatnya menangis. Chandra pun bertanya dan menatap surat ditangan Nandini. Nandini menunjukkan surat di tangannya dan berkata kalau  ibu suri memilihnya untuk melakukan pooja Kalash dan itu membuatnya  bahagia. Chandra pun berkata kalau perkataannya terbukti bahwa Moora tidak akan berlama2 marah padanya.

Apama berbicara sendiri di kamarnya, “Nandini..dengan permainan ini kau tidak hanya akan pergi dari Magadha tapi kau juga akan kehilangan tempat spesial di hati setiap orang karena kau bukan pemain berpengalaman sepertiku jadi kali ini kau pasti akan kalah”.

Chandra mengajak Nandini  bercanda dengan berkata bahwa jika Helena yang melakukan pooja Kalash maka dirinyalah yang akan memakai guci air di kepalanya. Nandini pun tersenyum  lalu Chandra berkata bahwa dirinya akan memilihnya (Nandini) untuk pooja Kalash karena dia layak menerimanya. Nandini pun memeluk Chandra  dan Chandra merasa terkejut sekaligus bahagia. Nandini menarik diri dan  berbicara pada Chandra bahwa dirinya hanya memeluk temannya  lalu Nandini berkata akan membuat persiapan pooja dan beranjak pergi. Chandra tersenyum seraya berpikir bahwa semua sikap Nandini menandakan kalau dia akan menerimanya suatu saat nanti.

Chandra menemui Chanakya dan Chanakya berbicara dengannya kalau besok Nandini akan melakukan pooja Kalash dan dia akan pergi dengan melalui hutan dimana banyak binatang buas disana dan Nandini harus keluar dari hutan dengan selamat.

Apama berbicara dengan Helena dan seorang lelaki suruhannya bahwa Nandini akan melakukan pooja tapi dia tidak perlu kembali ke istana, Apama mengatakan bahwa Nandini harus terkubur di dalam hutan dan itu bukanlah hal yang sulit.

Chanakya masih berbicara dengan Chandra bahwa sudah menjadi tugas seorang raja menjaga ratu nya karena dia ratu rakyatnya.

Apama kembali berkata bahwa Nandini harus mati dan itu bukan masalah besar untuk menghabisinya  di dalam hutan tapi Apama meminta agar semua itu terlihat seperti seolah2 Nandini tewas karena kelelahan. Sementara Chanakya meminta Chandra untuk menemani Nandini selama perjalanan nanti tapi Chanakya mengingatkan Chandra kalau Nandini dan yang lain tidak perlu tau kalau dia menemani Nandini.

Chandra tengah memandangi Nandini yang lelap tertidur. Nandini kemudian bergerak membuka mata dan menatap Chandra lalu Nandini teringat poojanya dan bergegas merias diri sembari mengatakan  pada Chandra kalau dirinya sudah terlambat. Chandra berkata sudah ingin membangunkannya dari tadi tapi karena melihat wajah polosnya maka niat itu diurungkannya. Chandra lalu berkata akan membawakan prajurit untuk menemaninya karena hutan itu sangat berbahaya tapi Nandini menolak  lalu beranjak pergi dan Chandra berpikir kalau dirinya ingin Nandini menyelesaikan keseluruhan pooja nya agar ibunya bahagia .

Pagi harinya, Malti mendatangi Nandini yang tengah merangkai bunga di ruangan ratu. Malti melihat Nandini sedikit marah dan bertanya apakah  Chandra mengatakan sesuatu yang membuatnya marah. Nandini berkata bukan tentang Chandra yang membuatnya marah tapi tentang Malayketu. Nandini merasa cemas meninggalkan Bindusara meski penjagaan ketat dilakukan untuknya. Malti memintanya fokus pada poojanya dan Malti berjanji akan menjaga Bindusara dan tidak akan meninggalkannya barang sedetikpun. Madhav dan Chandra muncul di balkon lantai atas dan membahas keduanya. Chandra berkata pada Madhav bahwa Nandini terlihat sedang marah. Madhav pun menyuruhnya berbicara berdua dengan Nandini tapi Chandra berkata kalau itu hal yang tidak mudah. Madhav pun menyuruhnya memberikan hadiah bunga karena wanita menyukai bunga. Chandra lalu memberi perintah pada seorang pelayan untuk membawa bunga kesukaan Nandini. Chloi yang daritadi  menguping pembicaraan pun tersenyum.

Pelayan membawakan bunga kesukaan Nandini pada Chandra dan Chandra mengatakan agar dia memberikannya pada Nandini tapi Madhav menyela dan menyuruh Chandra memberikan secara langsung. Chandra pun beranjak pergi.

Chloi membawa nampan bunga, seorang pelayan mengejarnya dan mengatakan kalau dia membawa bunga yang salah. Chloi menyuruhnya diam lalu Chloi menuju kamar Helena.

Chloi menghias Helena dengan bunga2 tadi dan mengatakan bahwa bunga itu adalah bunga kesukaan Chandra. Apama muncul dan Helena menanyakan pendapatnya. Apama menatap Helena dan tertawa terbahak2. Helena bertanya dan Apama menghadapkan Helena pada cermin dan berkata kalau dia memakai bunga gatal. Helena terkejut melihat ruam2 merah karena  bunga tadi. Helena pun menegur Chloi dan mengejarnya.

Nandini merangkai bunga di kamar. Chandra muncul sambil menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Nandini bertanya apa yang sedang dilakukannya  dan Chandra berkata dirinya ingin memeriksa persiapannya. Nandini berkata bahwa semuanya sudah siap tapi Chandra berkata  kalau masih ada yang kurang. Nandini memeriksa bunga2 nya dan berkata akan pergi menemui Dadima untuk bertanya apa yang kurang tapi Chandra menghentikannya dan mengatakan tidak perlu bertanya pada Dadima. Lalu Chandra menunjukkan bunganya. Nandini memuji dan bertanya darimana dia mendapatkannya. Chandra menjawab kalau dirinya sendiri yang membuatnya lalu  Chandra memasangkan semua ornamen bunga pada tubuh Nandini (sebagai kalung, gelang dan anting2). Nandini kemudian bertanya pada Chandra apa masih ada yang kurang. Chandra menjawab kalau sekarang dia terlihat sempurna.

Chandra Nandini dan semuanya mendengarkan penjelasan pendeta tentang pooja Kalash. Pendeta hendak menyebut nama ratu yang akan melakukan pooja tapi Nandini sudah maju lebih dulu dan mengatakan pada pendeta bahwa dirinya yang akan melakukan pooja. Moora terkejut melihat Nandini maju dan berpikir kalau dirinya sudah menulis dengan jelas disuratnya pilihannya untuk melakukan pooja adalah Helena. Apama dan Helena berakting seolah2 tidak mengetahui apapun. Pendeta lalu meletakkan guci air diatas kepala Nandini. Apama berbisik pada Helena kalau Moora sudah tersulut api kemarahan dan mereka harus memulai akting keduanya.

Rakyat mengelu2kan nama Nandini. Nandini berjalan keluar istana bertelanjang kaki dengan membawa guci air diatas kepalanya untuk memulai proses pooja nya. Moora terlihat menahan emosi.

Di kamarnya Moora teringat bagaimana Nandini meminta agar Chaya meninggalkan istana. Moora menutup telinga saat teringat elu2an rakyat pada nama Nandini. Helena mendatanginya dan bertanya kenapa memanggilnya. Moora pun bertanya mengapa dia mengalihkan tugas pooja nya pada Nandini  sementara di dalam suratnya sudah jelas2 tertulis kalau dirinya menyuruhnya melakukan pooja tersebut. Helena pura2 terkejut dan bertanya surat apa yang dimaksud. Moora emosi dan bertanya2 siapa yang telah berani merubah keputusannya. Helena menghasutnya dan mengatakan mungkin Chandra yang melakukannya karena Chandra  sangat mencintai Nandini dan ingin Nandini yang melakukan pooja nya. Moora berkata kalau Chandra tidak mungkin melakukannya. Helena juga berharap begitu lalu beranjak pergi. Setelah Helena beranjak pergi Moora berpikir  bahwa Chandra tidak mungkin menghancurkan kepercayaannya, Moora berkata akan berbicara pada Chandra.

Moora ke kamar Chandra dan tidak melihat siapapun. Mentri datang dan Moora menanyakan keberadaan Chandra. Mentri menjawab kalau Chandra tidak ada di kamar maupun di dalam istana. Moora kembali bertanya2 dimana kira2 Chandra berada.  Mentri menjawab mungkin Chanakya tahu keberadaan Chandra .

Moora menemui Chanakya dan menanyakan keberadaan Chandra. Chanakya menjawab demi alasan keamanan tidak bisa mengatakannya tapi Moora berkata kalau ada hal penting yang ingin disampaikannya. Chanakya memintanya berjanji untuk tidak mengatakan pada siapapun. Moora pun berjanji. Chanakya pun mengatakan kalau Chandra menemani Nandini melakukan poojanya untuk memastikan kalau dia akan pulang ke istana dengan selamat. Moora  berpikir kalau Chandra lah yang telah merubah suratnya. Moora berbicara dalam hati kalau Chandra tidak seharusnya melakukan hal ini lalu Moora beranjak pergi dengan emosi.

Nandini berjalan di tepian hutan sambil membawa guci air diatas kepalanya dan tidak mengenakan alas kaki. Chandra mengikutinya dengan menyamar menutupi dirinya memakai dedaunan dan Chandra membenarkan ucapan Chanakya bahwa sudah menjadi tugasnya untuk melindungi Nandini.

Tak jauh dari sana orang suruhan Apama juga tengah menunggu kedatangan Nandini di atas pohon. Dia membuka kotak ularnya.

Malti tengah menjaga Bindusara. Pandugarthi diam2 mengintainya dan berpikir bahwa Chandra Nandini tidak berada di istana dan inilah saatnya untuk menghabisi Bindusara, Pandugarthi merasa hanya perlu mengalihkan perhatian Malti .

Lelaki suruhan Apama menatap ularnya dan berpikir kalau ular ini sangat berbahaya karena satu gigitan saja bisa menewaskan  Nandini. Lelaki itu lalu melempar ularnya ke jalanan dan ular itu bergerak cepat mengikuti Nandini. Chandra melihat ular tersebut dan terkejut.

Chandra berpikir kalau Nandini tidak mengetahui ada ular  di belakangnya dan dirinya harus melakukan sesuatu lalu Chandra  bergerak mendekat ke arah Nandini dan memanah ular tersebut . Lelaki suruhan Apama pun terkejut dan mencari2 siapa yang memanah ularnya. Lelaki itu berpikir bahwa ini berarti Nandini pergi dengan diberi pengamanan tapi lelaki itu berpikir bahwa Nandini tidak akan  selamat setiap waktu kemudian dia turun dari atas pohon. Chandra menatap Nandini dan berbicara dalam hati, “langkah kaki itu membawa kebahagiaan dan cinta dalam hidupku..kau selalu membantuku dan keluargaku untuk keluar dari bahaya dan sekarang saatnya aku membantumu..aku tidak akan membiarkan langkah kaki itu terhenti”.

Pandugarthi mendekat ke arah Malti sambil hendak mengambil sesuatu di balik pakaiannya. Tiba2 beberapa prajurit masuk ke dalam kamar Malti untuk menemani Chanakya, Chanakya muncul dan mengatakan pada prajurit2nya kalau mereka akan berjaga di kamar Malti 24 jam selama 7 hari. Malti memberi salam pada Chanakya dan bertanya alasan dibalik semua ini. Chanakya  mengatakan pada Malti kalau Bindusara tidak aman di istana dan perlu diberikan perlindungan ketat, Chanakya juga meminta Malti agar selalu waspada jika    dia menemukan sesuatu yang mencurigakan. Pandugarthi berpikir Chanakya sangat cerdas bisa merasakan bahaya yang mendekat. Malti melihat Pandugarthi dan bertanya maksud kedatangannya  Pandugarthi pun beralasan ingin bermain dengan Bindusara dan menunjukkan mainan senjata berupa stik dari balik bajunya. Malti pun tertawa. Chanakya lalu mengatakan bahwa selama dirinya ada di istana tidak akan  ada yang bisa menyakiti Bindusara lalu Chanakya beranjak pergi. Pandugarthi menatap ayunan Bindusara sambil berbicara dalam hati bahwa dengan kehadirannya di istana ini bisa dipastikan keturunan dinasti Maurya akan berakhir.

Di kamarnya Pandugarthi memikirkan solusi untuk menyingkirkan penjaga2 tadi. Dia teringat ucapan Amartya kalau tidak ada seorangpun yang bisa melawan kecerdasan Chanakya karena dia pandai disegala bidang seperti contohnya menyembuhkan segala macam alergi. Pandugarthi juga teringat ucapan Amartya kalau Chanakya mempunyai banyak ramuan herbal dan Pandugarthi berpikir kalau dirinya bisa mendapatkan sesuatu dari kamar Chanakya yang bisa membuat semua penjaga2 itu pingsan. Sementara itu Nandini masih terus berjalan dan tiba2 ada tangan yang menahan kakinya agar tidak menginjak duri di jalanan dan dia adalah Chandra.

Chanakya melihat sosok mencurigakan yang tengah melintas dan mengikutinya karena curiga sosok misterius tersebut ada hubungannya dengan Bindusara.

Pandugarthi dengan memakai penutup masuk ke kamar Chanakya dan mencari2 ramuan herbalnya. Sementara Chanakya masih mengikuti sosok misterius tadi dan terkejut karena sosok tersebut mengetahui jalan rahasia istana.

Pandugarthi mengomel karena tidak menemukan yang dicari. Pandugarthi teringat saat Chanakya terkena racunnya dan menyuruh muridnya membawakan penawar yang berada dalam tas nya. Pandugarthi pun mengacak2  tas milik Chanakya.

Chanakya terus mengikuti sosok yang terus berjalan ke jalan rahasia dan Chanakya berkata bahwa dia tidak akan  bisa lolos darinya dan pasti akan menemukannya. Sementara Pandugarthi menemukan ramuan yang dicari dan bergegas keluar. Saat itulah di belakangnya Chanakya muncul dan bertanya siapa dia. Pandugarthi pun melarikan diri. Chanakya memeriksa kamarnya dan melihat kamarnya acak2an.  Chanakya    berbicara sendiri bahwa semua ini terjadi disaat ketidakhadiran Raja  dan Ratu yang berarti musuh2 mereka waspada dan mulai menjalankan rencana2nya   Chanakya keluar ruangan dan bergegas menemui Bindusara.

Chandra menyingkirkan duri di jalanan. Nandini senang melihatnya dan bertanya mengapa dia mengikutinya. Chandra menyuruhnya untuk terus berjalan dan tidak berhenti. Chandra lalu berjalan bersama sambil mengobrol kalau dirinya tidak akan membiarkannya sendiri. Nandini berterimakasih karena mempunyai teman sepertinya.

Pandugarthi mengintai ke kamar Malti dan melihat nya tengah mengayun2 ayunan Bindusara lalu dia mengasapi ruangan tersebut hingga prajurit2 yang berjaga pun pingsan. Malti juga kemudian menyusul pingsan. Pandugarthi masuk dan hendak mengambil Bindusara tapi Bindusara tidak berada diayunan. Pandugarthi berpikir siapa yang sudah mengetahui rencananya untuk menghabisi Bindusara dan Pandugarthi juga berpikir kalau dirinya harus segera melarikan diri lalu Pandugarthi berjalan keluar. Dia melihat Chanakya di kejauhan dan bersembunyi.

Chanakya masuk ke ruangan Malti sambil menutup hidung dan berpikir kalau dugaannya benar. Pandugarthi berlari pergi dan Chanakya melihatnya lalu mengejarnya sambil berteriak memanggil prajurit agar menangkapnya.

Chandra masih menemani Nandini dan mendengar suara2 mencurigakan di belakang. Beberapa lelaki suku turun dari atas pohon dan berniat menghabisi Nandini atas suruhan orang Apama. Nandini bertanya pada Chandra apakah ada gangguan. Chandra mengatakan semuanya baik2 saja dan meminta Nandini untuk terus berjalan. Diam2 Chandra menyelinap pergi.

Lelaki suruhan Apama tadi senang melihat Nandini sendirian dan menyuruh lelaki2 suku tadi  menyerang tapi Chandra muncul dan menghadapi orang2 tadi. Chandra pun menghajar mereka.

Apama dan Helena kembali menghasut Moora dengan mengatakan bahwa Nandini memberikan Bindusara pada Malti untuk dijaga tapi seseorang sekarang sudah menculik Bindusara. Apama juga berkata bahwa peran nenek itu lebih penting tapi Nandini lebih mempercayakan Bindusara pada Malti. Moora lalu mengajak mereka mencari Bindusara.

Chanakya memberi perintah pada semua prajurit untuk mencari Bindusara. Malayketu muncul mengatakan apakah dirinya bisa memberikan bantuan. Chanakya malah bertanya dimana keberadaannya saat Bindusara diculik. Malayketu menjawab kalau dirinya tau akan selalu di pertanyakan . Chaya muncul dan  menjawab bahwa Malayketu selalu bersamanya sepanjang waktu jadi Chaya meminta untuk tidak meragukan Malayketu lagi dan juga karena dia sudah meminta maaf sebelumnya. Chanakya pun beranjak pergi.

Pandugarthi berbicara sendiri di kamarnya bertanya2 siapa yang berniat menghabisi Bindusara seperti niatan dirinya.

Chanakya mendatangi Bindusara di ruangan rahasia dan menggendongnya sambil berkata, “pangeran..bagaimana bisa aku meninggalkan masa depan Magadha di tangan beberapa prajurit..kau aman sekarang nak”.

Lelaki suruhan Apama berpikir siapa yang sudah melindungi Nandini sambil menatap Nandini yang berjalan di kejauhan. Chandra sendiri masih menghabisi anak buahnya. Lelaki suruhan Apama pun berkata bahwa kali ini adalah usaha terakhirnya dan tidak akan ada yang bisa menyelamatkan Nandini. Lelaki itu lalu memanah betis Nandini. Nandini menyeringai kesakitan tapi teringat pesan pendeta kalau dia harus menyelesaikan pooja ini untuk kejayaan dan kedamaian. Nandini pun berkata bahwa dirinya tidak boleh berhenti dan menyerah karena Chandra dan Moora sudah mempercayakan semua ini pada dirinya  lalu Nandini mencoba bertahan dan terus berjalan.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+