Sinopsis Chandra Nandini Hari Ini 24 Februari 2018 Episode 53 Lengkap
Sinopsis Chandra Nandini Hari Ini 24 Februari 2018 Episode 53 Lengkap - Moora mengejar Chanakya di koridor dan berbicara padanya bahwa Chandra melakukan semua itu dengan tidak sadar dan Moora meminta Chanakya untuk tidak pergi karena bukan hanya ingin mengakhiri dinasti Padmananda yang menjadi impiannya tapi juga masa depan Magadha, sementara Nandini juga mencoba berbicara pada Chandra kalau Chanakya tidak akan pernah bisa meninggalkan Magadha karena semua orang membutuhkannya. Nandini berkata akan menarik janjinya (janji agar Chandra melindungi Pandugarthi) jika itu menimbulkan masalah. Chandra berkata bahwa semua itu sudah menjadi keputusannya dan itu sudah menjadi janji seorang raja untuk melindungi orang2 yang membutuhkan bantuannya.
Chanakya memberi jawaban pada Moora dengan nada tinggi meminta maaf sebab dirinya tidak bisa tinggal di istana lagi dan melanggar sumpahnya, Chanakyan pamit dan beranjak pergi. Nnandini memunta Chandra menghentikan Chanakya tapi Chandra memberi komentar pada Nandini kalau dirinya tidak pernah meminta Chanakya untuk pergi. Chandra meminta Nandini membiarkan Chanakya sendiri karena Chanakya akan baik2 saja.
Chandra dan Nandini berdiri di balkon. Chanakya melangkah keluar lalu menatap istana sekali lagi dan teringat semua ajarannya pada masa kecil Chandra.
Di kamarnya, Apama berbicara pada Helena kalau semua ini sudah menjadi permainan yang besar karena Chandra lebih memilih Nandini daripada Chanakya dan sekarang Chandra juga akan memilih antara Moora dan Nandini. Apama menambahkan kalau keputusan Chandra nanti akan membuat percikan api di Magadha.
Di ruangan ratu Nandini berbicara pada Chaya agar dia mengirim surat pada ibu Malayketu untuk menanyakan kabarnya, Moora menanggapi dengan sinis dan bertanya siapa yang akan menjadi targetnya untuk berikutnya. Apama dan Helena pun tersenyum penuh kemenangan. Moora pun terus mencerca Nandini dan menyuruhnya untuk tidak lagi memanggilnya ibu dan menjauhi keluarganya. Nandini menangis dan beranjak pergi.
Nandini berada di kamar Pandugarthi dan tengah mengganti perban lukanya tapi karena melamun Nandini tidak sadar Pandugarthi membuat mainan perban tersebut hingga membuat wajahnya sendiri terlilit perban. Nandini tersadar dan tertawa melihat tingkah Pandugarthi. Nandini hendak membuka perban tersebut tapi Pandugarthi melarang dan mengatakan kalau dirinya sudah mirip dengan penyerang yang dilihatnya. Nandini pun terkejut mendengarnya.
Nandini menghampiri Pandugarthi dan bertanya dengan serius apakah dia mengenali orang yang telah menyerangnya. Pandugarthi pun mengiyakan.
Di aula Chandra berbicara kalau dirinya akan menghukum orang yang sudah menyerang Pandugarthi karena Pandugarthi mengenali wajah pelakunya. Malayketu terlihat cemas. Chandra memanggil Pandugarthi dan berbicara padanya agar menunjuk siapa pelakunya tanpa rasa takut. Pandugarthi menatap wajah anggota keluarga kerajaan satu persatu dan menunjuk pada Malayketu. Malayketu berdiri dan mengatakan kalau Pandugarthi berbohong. Malayketu mencoba meyakinkan Chaya. Chandra bertanya pada Pandugarthi lagi apakah dia yakin kalau Malayketu yang menyerangnya . Pandugarthi menghampiri Malayketu dan mengamati wajahnya kemudian mengatakan bukan dia pelakunya lalu Pandugarthi beralih menunjuk pada Madhav. Madhav pun membantahnya. Nandini berkata pada Pandugarthi agar memperhatikan dengan seksama. Pandugarthi ganti menunjuk Gopal. Gopal pun membantah.
Moora mengatakan pada Chandra kalau Pandugarthi sudah membodohi mereka semua dan mempermainkannanggota keluarganya. Chandra menyela tapi Moora menghentikan ucapan Chandra. Nandini meminta maaf pada Moora dan mengatakan kalau semua kesalahannya yang telah memberi informasi pada Chandra mengenai Pandugarthi yang mengenali wajah pelaku penyerangnya. Moora hanya diam dan beranjak pergi dengan emosi. Chaya pun menghina Nandini dengan mengatakan kalau sekarang dirinya tau sifat aslinya dan Chaya beranjak pergi juga.
Malayketu memasuki lorong rahasia dan tiba2 Pandugarthi menodongkan belatinya di leher Malayketu sembari mengatakan agar dia tidak khawatir karena dirinya tidak akan melenyapkannya. Malayketu pun membalas kalau rencana mereka berhasil untuk mengalihkan perhatian Chandra dari kasus penculikan Bindusara. Malayketu juga berpesan pada Pandugarthi untuk menjaga rahasia kerjasama mereka dari Apama dan Helena. Pandugarthi membenarkan ucapan Malayketu dan berkata kalau mereka mempunyai tujuan yang sama yakni kematian Chandra dan keluarganya.
Chandra berbicara pada Nandini mengenai Moora. Chandra memintanya memberi waktu pada Moora supaya Moora bisa tenang. Mereka lalu mengobrol dan hampir berciuman tapi Chandra mengatakan sesuatu. Nandini beranjak tidur dan Chandra memandangnya sembari berbicara dari dalam hati, “kau tidak hanya cantik paras wajah tapi juga cantik dari hati jadi mengapa semua orang tidak akan mencintaimu..”
Nandini merenung dan teringat ucapan Chandra. Dadima mendatanginya dan bertanya apakah dia tengah memikirkan Chandra. Nandini yang masih melamun mengiyakan dan saat tersadar Nandini terkejut melihat Dadima dan meralat kata2nya kalau dirinya tidak sedang memikirkan Chandra tapi sedang membaca buku. Dadima lalu berbicara dengan Nandini bahwa hal tersebut sering terjadi dalam sebuah percintaan. Chandra muncul dan bertanya. Dadima mengatakan kalau Nandini membaca buku hingga lupa makan. Nandini menyela dan Chandra menghentikannya lalu berkata akan memanggil dokter. Nandini mengatakan tidak perlu memanggil dokter dan Nandini menambahkan kalau Dadima inginnmembicarmaan persiapan Janmashtami. Dadima mengiyakan dan juga mengatakan kalau sudah saatnya Bindusara memiliki adik. Chandra Nandini pun tersipu malu mendengarnya lalu Dadima mengingatkan Nandini untuk melakukan pooja besok dan Dadima pun beranjak pergi. Chandra bertanya pada Nandini tapi Nandini mengelak berbicara dan beranjak pergi.
Pandugarthi memegangi senjatanya sambil bergumam emosi kalau dirinya akan menghabisi Chandra dan akan menguasai Magadha. Malayketu muncul dan Pandugarthi menghardiknya. Malayketu pun berbicara padanya agar fokus pada kematian Chandra. Malayketu menambahkan kalau setelah pooja nanti akan menggiring Chandra ke kamar dan dia (Pandugarthi) bisa menghabisinya. Pandugarthi berkata akan menunggu saat itu. Mereka saling berpelukan dan Malayketu berpikir dengan kematian Chandra maka Pandugarthi lah yang akan di hukum dan singgasana Magadha akan menjadi miliknya.
Nandini tengah melamun sambil menata hiasan ayunan Bindusara. Nandini berpikir mengapanselalu memikirkan Chandra. Chandra menghampirinya. Nandini bertanya dan Chandra mengatakan akan membantunya. Nandini lalu menyuruhnya untuk membantunya menghias. Chandra melakukannya dan mereka saling diam dengan pikiran masing2.
Helena melintas dan melihat kebersamaan Chandra Nandini. Helena memikirkan sesuatu dan beranjak pergi dengan emosi.
Helena membawakan hadiah ke kamar Moora. Moora bertanya dan Helena berbicara pada Moora kalau dirinya ingin berkatnya dan telah mempersiapkan pooja. Helena ingin Moora melakukan aarti intuknya denhan harapan melalui berkatnya dirinya akan mendapatkan bayi tahun depan. Moora bersedia melakukan aarti dan memeluknya.
Saat perayaan dimulai Chaya berbicara pada Chandra memuji hiasan ayunan Bindusara yang dibuat Helena. Chandra membantah dan mengatakan Nandini yang menghiasnya. Senyum diwajah Chaya langsung menghilang.
Pendeta mengatakan sesuatu. Chandra mencari2 Moora. Helena mengatakan kalau Moora sedang tidak sehat dan tengah beristirahat. Chandra hendak menemuinya tapi Helena menghentikannya dan mengatakan kalau Moora didambakan bisa mengikuti pooja. Pendeta pun mengatakan agar pooja segera dimulai tanpa Ibu Suri. Chandra menyuruh Nandini yang melakukannya.
Nandini melakukan pooja dengan membuka hiasan patung di dalam ayunan dan yang lain pun bertepuk tangan. Chandra lalu menemani Nandini mengayun ayunan tersebut. Helena melihat kedatangan Moora dan beranjak pergi menyambutnya sembari mencuci otaknya dengan berkata kalau Chandra Nandini tidak mau mendengarkan sarannya untuk menunggu kedatangan ibu suri. Moora pun menahan emosi dan airmatanya.
Moora bergegas ke ruangan dan melihat dengan amarah Chandra Nandini yang saling menarik ayunan. Moora pun beranjak pergi. Malayketu dan Pandugarthi diam2 bertepuk tangan dengan bahagia seraya mengatakan kalau misi mereka berhasil.
Nandini tengah menata buku2nya. Chandra datang hendak membantu dan Nandini terkejut saat Chandra menyentuhnya. Chandra berbicara dengannya. Pelayan datang mengatakan kalau mentri pertahanan telah menunggunya. Chandra pun beranjak pergi. Nandini merasa lega.
Moora berbicara sendiri sambil menangis sedih memegangi selimut Chandra kecil. Noora merasa chandra tidak lagi menganggapnya penting. Helena datang dan kembali memprovokasinya dengan mengatakan kalau Chandra tidak bersalah tapi Nandini lah yang membuat Chandra menjadi bonekanya demi singgasananya. Helena juga berkata kalau mendengar ucapan Pandugarthi kalau putra Nandini lah yang akan menjadi raja selanjutnya dan bukan Bindusara. Moora dengan emosi mengatakan akan melakukan sesuatu karena tidak akan membiarkan Chandra disakiti.
Chandra tengah berbicara dengan menterinya yang mengatakan kalau Amartya sudah ditemukan. Chandra menyuruh untuk menangkapnya dan Chandra pun beranjak pergi lalu Malayketu menemui mentri tadi dan memberinya koin2 emas seraya mengatakan agar jangan sampai ada yang tau kalau dirinyalah yang menyuruhnya mengatakan tentang Amartya. Mentri tadi mengancam akan tetap memerasnya dan Malayketu pun mencekiknya hingga tewas.
Nandini berbicara sendiri didalam kamar kalau dirinya selalu mendengar suara musik saat bersama Chandra. Chandra muncul dan Nandini mengatakan kalau kamar terasa panas. Nandini semakin berkeringat dingin dan mencoba menjauhi Chandra tapi Chandra menggendongnya dan menjatuhkannya ke atas ranjang. Mereka saling pandang dan Nandini todak ingin Chandra pergi lalu Chandra mengatakan kalau tadi kakinya terpeleset hingga menjatuhkannya ke atas ranjang. Chandra lantas beranjak pergi. Nandini berpikir apakah dirinya benar2 telah jatuh cinta pada Chandra.
Pandugarthi menyamar menjadi prajurit dan kembali teringat saat kakak dan ayahnya dilenyapkan oleh Chandra. Pandugarthi memegangi senjatanya sembari mengatakan bahwa hari ini peraturan Padmananda yang akan dijalankan untuk kematian Chandra. Malayketu menemuinya dan berkata kalau Chandra sudah menunggu misi mereka. Pandugarthi beranjak pergi dengan emosi dan Malayketu tersenyum puas seraya berkata kalau semua ini rencana permainan yang sempurna.
Nandini tengah melamun menatap bulan. Malti mendatanginya dan bertanya. Nandini berbicara dengannya mengenai semua perasaan yang dirasakannya dan Malti pun tertawa mengatakan kalau dia sudah jatuh cinta pada Chandra.
Pandugarthi masuk ke kamar Chandra dan saat melihat tubuh Chandra di balik selimut Pandugarthi berpikir bahwa tidak bagus menyerang musuh dari belakang tapi jika itu bisa membuat Chandra lenyap maka semua peraturan perang akan di langgarnya. Lalu Pandugarthi menusuk2nya dengan senjatanya tapi Pandugarthi terkejut saat selimut tersingkap dan dibaliknya hanyalah boneka bukannya Chandra.
Pandugarthi memikirkan sesuatu tapi tiba2 Moora muncul dibelakangnya dan langsung memenggal kepalanya dangan pedang. Saat itulah Nandini masuk ke kamar Chandra dan melihat perbuatan Moora.
Chandra yang berada di barak di dalam hutan memikirkan sesuatu. Prajurit berbicara dengannya kalau informasi yang diberikan tidaklah benar karena Amartya tidak berada didalam hutan. Chandra berpikir bahwa ada seseorang yang mmencoba mengalihkan perhatiannya untuk keluar dari istana dan Chandra pun memberi perintah.
Malayketu masuk ke kamar Chandra dan berbicara pada Moora memuji tindakannya menghabisi Pandugarthi atau hidup Chandra akan berada dalam bahaya. Moora pun mengatakan kalau Pandugarthi masih berpura2 sakit untuk menghabisi Chandra dan Moora tidak menyesal sudah menghabisinya. Nandini masuk dan memanggil2 kakaknya lalu berteriak histeris. Nandini kemudian bertanya pada Moora dan meneriakinya karena sudah menghabisi kakaknya yang tidak bersalah. Moora pun menjawab kalau dirinya sudah melakukan hal yang benar karena Pandugarthi mencoba untuk membalas dendam. Nandini berkata bahwa ada seseorang yang mencoba memperalat kakaknya. Moora pun bertanya pada Nandini mengalami selalu menyalahkan orang lain. Nandini hanya berteriak mengatakan kalau dia bukan ibu suri melainkan seorang pembunuh.
Nandini menangisi kematian Pandugarthi dalam kegelapan. Chandra datang dan memanggil2 Nandini. Lalu Chandra menghampiri Nandini yang tengah menangis dan bertanya. Nandini memeluk Chandra dan mengatakan kalau Pandugarthi sudah dibunuh. Chandra terkejut dan dengan menahan emosi berteriak mengatakan kalau dirinya sudah memerintahkan agar tidak ada seorangpun yang berani menyakiti Pandugarthi lalu Chandra berteriak pada prajuritnya agar merantai pelakunya ke aula dan Chandra bergegas pergi. Nandini terkejut dan berpikir kalau Chandra tidak boleh tau Moora lah pelakunya.
Prajurit ke kamar Moora dan mengatakan kalau mereka diperintah untuk merantai pelakunya ke aula. Moora pun terhenyak. Sementara Nandini berlari ke aula sambil berpikir kalau dirinya harus menghentikan Chandra .
Di aula Chandra mengatakan dengan sangat emosi bahwa seseorang sudah melanggar peraturannya dan akan diberi hukuman mati untuk itu. Chandra memerintahkan agar pelaku pembunuhan Pandugarthi di bawa masuk.
Moora di bawa masuk ke aula dengan keadaan terantai. Semua anggota keluarga kerajaan terkejut melihatnya terlebih Chandra. Chandra lalu berteriak marah pada prajuritnya karena berani merantai ibunya tapi Moora mengakui perbuatannya. Chandra pun shock mendengarnya. Nandini berlari dan mengatakan agar Chandra menghentikan semua ini karena keputusannya akan berakibat buruk bagi kerajaan tapi Moora menolak bantuan Nandini dan mengatakan agar Chandra melanjutkan keputusannya karena dirinya memang sudah menghabisi Pandugarthi. Nandini menghentikan Chandra dan memohon untuk tidak menghukum Moora.
Dengan berat hati Chandra mengatakan kalau seorang penjahat tetap harus dihukum meski dia seorang ibu suri. Moora dan yang lain terkejut dengan keputusan Chandra. Nandini hendak mengatakan sesuatu tapi dia keburu pingsan. Chandra pun berteriak menyuruh prajurit agar memanggil tabib.
Mora menangis di kamarnya dan teringat ucapan Chandra. Moora pun berbicara sendiri bahwa karena istrinya Chandra kini tidak mau mendengarkannya. Malayketu muncul dan berbicara padanya kalau semua ini salah Nandini, Malayketu berkata akan membawa jauh dari Magadha. Moora menolak dan berkata kalau dirinya adalah istri Suryagupta dan juga wanita Magadha yang tidak akan lari dan akan menghadapi konsekuensi.
Chandra melakukan ritual terakhir untuk Pandugarthi.
Chandra menjaga Nandini. Nandini terbangun dari tidurnya dan berteriak. Lalu Nandini berbicara pada Chandra agar jangan mencampur masukkan antara politik dan masalah pribadi karena itu akan menyebabkan peperangan. Moora muncul dan mengatakan kalau semua itu gara2 dia. Chandra menyela tapi Moora menghentikannya dan mengatakan, “putraku sudah menganggapku pembunuh dan mari kita lihat siapa yang akan menang..seorang ibu atau seorang istri..aku terima hukumanmu dan disana akan ada perdebatan..jika aku menang maka persyaratan kuharus diterima”. Chandra menyetujuinya dan Moora beranjak pergi.
Chanakya memberi jawaban pada Moora dengan nada tinggi meminta maaf sebab dirinya tidak bisa tinggal di istana lagi dan melanggar sumpahnya, Chanakyan pamit dan beranjak pergi. Nnandini memunta Chandra menghentikan Chanakya tapi Chandra memberi komentar pada Nandini kalau dirinya tidak pernah meminta Chanakya untuk pergi. Chandra meminta Nandini membiarkan Chanakya sendiri karena Chanakya akan baik2 saja.
Chandra dan Nandini berdiri di balkon. Chanakya melangkah keluar lalu menatap istana sekali lagi dan teringat semua ajarannya pada masa kecil Chandra.
Di kamarnya, Apama berbicara pada Helena kalau semua ini sudah menjadi permainan yang besar karena Chandra lebih memilih Nandini daripada Chanakya dan sekarang Chandra juga akan memilih antara Moora dan Nandini. Apama menambahkan kalau keputusan Chandra nanti akan membuat percikan api di Magadha.
Di ruangan ratu Nandini berbicara pada Chaya agar dia mengirim surat pada ibu Malayketu untuk menanyakan kabarnya, Moora menanggapi dengan sinis dan bertanya siapa yang akan menjadi targetnya untuk berikutnya. Apama dan Helena pun tersenyum penuh kemenangan. Moora pun terus mencerca Nandini dan menyuruhnya untuk tidak lagi memanggilnya ibu dan menjauhi keluarganya. Nandini menangis dan beranjak pergi.
Nandini berada di kamar Pandugarthi dan tengah mengganti perban lukanya tapi karena melamun Nandini tidak sadar Pandugarthi membuat mainan perban tersebut hingga membuat wajahnya sendiri terlilit perban. Nandini tersadar dan tertawa melihat tingkah Pandugarthi. Nandini hendak membuka perban tersebut tapi Pandugarthi melarang dan mengatakan kalau dirinya sudah mirip dengan penyerang yang dilihatnya. Nandini pun terkejut mendengarnya.
Nandini menghampiri Pandugarthi dan bertanya dengan serius apakah dia mengenali orang yang telah menyerangnya. Pandugarthi pun mengiyakan.
Di aula Chandra berbicara kalau dirinya akan menghukum orang yang sudah menyerang Pandugarthi karena Pandugarthi mengenali wajah pelakunya. Malayketu terlihat cemas. Chandra memanggil Pandugarthi dan berbicara padanya agar menunjuk siapa pelakunya tanpa rasa takut. Pandugarthi menatap wajah anggota keluarga kerajaan satu persatu dan menunjuk pada Malayketu. Malayketu berdiri dan mengatakan kalau Pandugarthi berbohong. Malayketu mencoba meyakinkan Chaya. Chandra bertanya pada Pandugarthi lagi apakah dia yakin kalau Malayketu yang menyerangnya . Pandugarthi menghampiri Malayketu dan mengamati wajahnya kemudian mengatakan bukan dia pelakunya lalu Pandugarthi beralih menunjuk pada Madhav. Madhav pun membantahnya. Nandini berkata pada Pandugarthi agar memperhatikan dengan seksama. Pandugarthi ganti menunjuk Gopal. Gopal pun membantah.
Moora mengatakan pada Chandra kalau Pandugarthi sudah membodohi mereka semua dan mempermainkannanggota keluarganya. Chandra menyela tapi Moora menghentikan ucapan Chandra. Nandini meminta maaf pada Moora dan mengatakan kalau semua kesalahannya yang telah memberi informasi pada Chandra mengenai Pandugarthi yang mengenali wajah pelaku penyerangnya. Moora hanya diam dan beranjak pergi dengan emosi. Chaya pun menghina Nandini dengan mengatakan kalau sekarang dirinya tau sifat aslinya dan Chaya beranjak pergi juga.
Malayketu memasuki lorong rahasia dan tiba2 Pandugarthi menodongkan belatinya di leher Malayketu sembari mengatakan agar dia tidak khawatir karena dirinya tidak akan melenyapkannya. Malayketu pun membalas kalau rencana mereka berhasil untuk mengalihkan perhatian Chandra dari kasus penculikan Bindusara. Malayketu juga berpesan pada Pandugarthi untuk menjaga rahasia kerjasama mereka dari Apama dan Helena. Pandugarthi membenarkan ucapan Malayketu dan berkata kalau mereka mempunyai tujuan yang sama yakni kematian Chandra dan keluarganya.
Chandra berbicara pada Nandini mengenai Moora. Chandra memintanya memberi waktu pada Moora supaya Moora bisa tenang. Mereka lalu mengobrol dan hampir berciuman tapi Chandra mengatakan sesuatu. Nandini beranjak tidur dan Chandra memandangnya sembari berbicara dari dalam hati, “kau tidak hanya cantik paras wajah tapi juga cantik dari hati jadi mengapa semua orang tidak akan mencintaimu..”
Nandini merenung dan teringat ucapan Chandra. Dadima mendatanginya dan bertanya apakah dia tengah memikirkan Chandra. Nandini yang masih melamun mengiyakan dan saat tersadar Nandini terkejut melihat Dadima dan meralat kata2nya kalau dirinya tidak sedang memikirkan Chandra tapi sedang membaca buku. Dadima lalu berbicara dengan Nandini bahwa hal tersebut sering terjadi dalam sebuah percintaan. Chandra muncul dan bertanya. Dadima mengatakan kalau Nandini membaca buku hingga lupa makan. Nandini menyela dan Chandra menghentikannya lalu berkata akan memanggil dokter. Nandini mengatakan tidak perlu memanggil dokter dan Nandini menambahkan kalau Dadima inginnmembicarmaan persiapan Janmashtami. Dadima mengiyakan dan juga mengatakan kalau sudah saatnya Bindusara memiliki adik. Chandra Nandini pun tersipu malu mendengarnya lalu Dadima mengingatkan Nandini untuk melakukan pooja besok dan Dadima pun beranjak pergi. Chandra bertanya pada Nandini tapi Nandini mengelak berbicara dan beranjak pergi.
Pandugarthi memegangi senjatanya sambil bergumam emosi kalau dirinya akan menghabisi Chandra dan akan menguasai Magadha. Malayketu muncul dan Pandugarthi menghardiknya. Malayketu pun berbicara padanya agar fokus pada kematian Chandra. Malayketu menambahkan kalau setelah pooja nanti akan menggiring Chandra ke kamar dan dia (Pandugarthi) bisa menghabisinya. Pandugarthi berkata akan menunggu saat itu. Mereka saling berpelukan dan Malayketu berpikir dengan kematian Chandra maka Pandugarthi lah yang akan di hukum dan singgasana Magadha akan menjadi miliknya.
Nandini tengah melamun sambil menata hiasan ayunan Bindusara. Nandini berpikir mengapanselalu memikirkan Chandra. Chandra menghampirinya. Nandini bertanya dan Chandra mengatakan akan membantunya. Nandini lalu menyuruhnya untuk membantunya menghias. Chandra melakukannya dan mereka saling diam dengan pikiran masing2.
Helena melintas dan melihat kebersamaan Chandra Nandini. Helena memikirkan sesuatu dan beranjak pergi dengan emosi.
Helena membawakan hadiah ke kamar Moora. Moora bertanya dan Helena berbicara pada Moora kalau dirinya ingin berkatnya dan telah mempersiapkan pooja. Helena ingin Moora melakukan aarti intuknya denhan harapan melalui berkatnya dirinya akan mendapatkan bayi tahun depan. Moora bersedia melakukan aarti dan memeluknya.
Saat perayaan dimulai Chaya berbicara pada Chandra memuji hiasan ayunan Bindusara yang dibuat Helena. Chandra membantah dan mengatakan Nandini yang menghiasnya. Senyum diwajah Chaya langsung menghilang.
Pendeta mengatakan sesuatu. Chandra mencari2 Moora. Helena mengatakan kalau Moora sedang tidak sehat dan tengah beristirahat. Chandra hendak menemuinya tapi Helena menghentikannya dan mengatakan kalau Moora didambakan bisa mengikuti pooja. Pendeta pun mengatakan agar pooja segera dimulai tanpa Ibu Suri. Chandra menyuruh Nandini yang melakukannya.
Nandini melakukan pooja dengan membuka hiasan patung di dalam ayunan dan yang lain pun bertepuk tangan. Chandra lalu menemani Nandini mengayun ayunan tersebut. Helena melihat kedatangan Moora dan beranjak pergi menyambutnya sembari mencuci otaknya dengan berkata kalau Chandra Nandini tidak mau mendengarkan sarannya untuk menunggu kedatangan ibu suri. Moora pun menahan emosi dan airmatanya.
Moora bergegas ke ruangan dan melihat dengan amarah Chandra Nandini yang saling menarik ayunan. Moora pun beranjak pergi. Malayketu dan Pandugarthi diam2 bertepuk tangan dengan bahagia seraya mengatakan kalau misi mereka berhasil.
Nandini tengah menata buku2nya. Chandra datang hendak membantu dan Nandini terkejut saat Chandra menyentuhnya. Chandra berbicara dengannya. Pelayan datang mengatakan kalau mentri pertahanan telah menunggunya. Chandra pun beranjak pergi. Nandini merasa lega.
Moora berbicara sendiri sambil menangis sedih memegangi selimut Chandra kecil. Noora merasa chandra tidak lagi menganggapnya penting. Helena datang dan kembali memprovokasinya dengan mengatakan kalau Chandra tidak bersalah tapi Nandini lah yang membuat Chandra menjadi bonekanya demi singgasananya. Helena juga berkata kalau mendengar ucapan Pandugarthi kalau putra Nandini lah yang akan menjadi raja selanjutnya dan bukan Bindusara. Moora dengan emosi mengatakan akan melakukan sesuatu karena tidak akan membiarkan Chandra disakiti.
Chandra tengah berbicara dengan menterinya yang mengatakan kalau Amartya sudah ditemukan. Chandra menyuruh untuk menangkapnya dan Chandra pun beranjak pergi lalu Malayketu menemui mentri tadi dan memberinya koin2 emas seraya mengatakan agar jangan sampai ada yang tau kalau dirinyalah yang menyuruhnya mengatakan tentang Amartya. Mentri tadi mengancam akan tetap memerasnya dan Malayketu pun mencekiknya hingga tewas.
Nandini berbicara sendiri didalam kamar kalau dirinya selalu mendengar suara musik saat bersama Chandra. Chandra muncul dan Nandini mengatakan kalau kamar terasa panas. Nandini semakin berkeringat dingin dan mencoba menjauhi Chandra tapi Chandra menggendongnya dan menjatuhkannya ke atas ranjang. Mereka saling pandang dan Nandini todak ingin Chandra pergi lalu Chandra mengatakan kalau tadi kakinya terpeleset hingga menjatuhkannya ke atas ranjang. Chandra lantas beranjak pergi. Nandini berpikir apakah dirinya benar2 telah jatuh cinta pada Chandra.
Pandugarthi menyamar menjadi prajurit dan kembali teringat saat kakak dan ayahnya dilenyapkan oleh Chandra. Pandugarthi memegangi senjatanya sembari mengatakan bahwa hari ini peraturan Padmananda yang akan dijalankan untuk kematian Chandra. Malayketu menemuinya dan berkata kalau Chandra sudah menunggu misi mereka. Pandugarthi beranjak pergi dengan emosi dan Malayketu tersenyum puas seraya berkata kalau semua ini rencana permainan yang sempurna.
Nandini tengah melamun menatap bulan. Malti mendatanginya dan bertanya. Nandini berbicara dengannya mengenai semua perasaan yang dirasakannya dan Malti pun tertawa mengatakan kalau dia sudah jatuh cinta pada Chandra.
Pandugarthi masuk ke kamar Chandra dan saat melihat tubuh Chandra di balik selimut Pandugarthi berpikir bahwa tidak bagus menyerang musuh dari belakang tapi jika itu bisa membuat Chandra lenyap maka semua peraturan perang akan di langgarnya. Lalu Pandugarthi menusuk2nya dengan senjatanya tapi Pandugarthi terkejut saat selimut tersingkap dan dibaliknya hanyalah boneka bukannya Chandra.
Pandugarthi memikirkan sesuatu tapi tiba2 Moora muncul dibelakangnya dan langsung memenggal kepalanya dangan pedang. Saat itulah Nandini masuk ke kamar Chandra dan melihat perbuatan Moora.
Chandra yang berada di barak di dalam hutan memikirkan sesuatu. Prajurit berbicara dengannya kalau informasi yang diberikan tidaklah benar karena Amartya tidak berada didalam hutan. Chandra berpikir bahwa ada seseorang yang mmencoba mengalihkan perhatiannya untuk keluar dari istana dan Chandra pun memberi perintah.
Malayketu masuk ke kamar Chandra dan berbicara pada Moora memuji tindakannya menghabisi Pandugarthi atau hidup Chandra akan berada dalam bahaya. Moora pun mengatakan kalau Pandugarthi masih berpura2 sakit untuk menghabisi Chandra dan Moora tidak menyesal sudah menghabisinya. Nandini masuk dan memanggil2 kakaknya lalu berteriak histeris. Nandini kemudian bertanya pada Moora dan meneriakinya karena sudah menghabisi kakaknya yang tidak bersalah. Moora pun menjawab kalau dirinya sudah melakukan hal yang benar karena Pandugarthi mencoba untuk membalas dendam. Nandini berkata bahwa ada seseorang yang mencoba memperalat kakaknya. Moora pun bertanya pada Nandini mengalami selalu menyalahkan orang lain. Nandini hanya berteriak mengatakan kalau dia bukan ibu suri melainkan seorang pembunuh.
Nandini menangisi kematian Pandugarthi dalam kegelapan. Chandra datang dan memanggil2 Nandini. Lalu Chandra menghampiri Nandini yang tengah menangis dan bertanya. Nandini memeluk Chandra dan mengatakan kalau Pandugarthi sudah dibunuh. Chandra terkejut dan dengan menahan emosi berteriak mengatakan kalau dirinya sudah memerintahkan agar tidak ada seorangpun yang berani menyakiti Pandugarthi lalu Chandra berteriak pada prajuritnya agar merantai pelakunya ke aula dan Chandra bergegas pergi. Nandini terkejut dan berpikir kalau Chandra tidak boleh tau Moora lah pelakunya.
Prajurit ke kamar Moora dan mengatakan kalau mereka diperintah untuk merantai pelakunya ke aula. Moora pun terhenyak. Sementara Nandini berlari ke aula sambil berpikir kalau dirinya harus menghentikan Chandra .
Di aula Chandra mengatakan dengan sangat emosi bahwa seseorang sudah melanggar peraturannya dan akan diberi hukuman mati untuk itu. Chandra memerintahkan agar pelaku pembunuhan Pandugarthi di bawa masuk.
Moora di bawa masuk ke aula dengan keadaan terantai. Semua anggota keluarga kerajaan terkejut melihatnya terlebih Chandra. Chandra lalu berteriak marah pada prajuritnya karena berani merantai ibunya tapi Moora mengakui perbuatannya. Chandra pun shock mendengarnya. Nandini berlari dan mengatakan agar Chandra menghentikan semua ini karena keputusannya akan berakibat buruk bagi kerajaan tapi Moora menolak bantuan Nandini dan mengatakan agar Chandra melanjutkan keputusannya karena dirinya memang sudah menghabisi Pandugarthi. Nandini menghentikan Chandra dan memohon untuk tidak menghukum Moora.
Dengan berat hati Chandra mengatakan kalau seorang penjahat tetap harus dihukum meski dia seorang ibu suri. Moora dan yang lain terkejut dengan keputusan Chandra. Nandini hendak mengatakan sesuatu tapi dia keburu pingsan. Chandra pun berteriak menyuruh prajurit agar memanggil tabib.
Mora menangis di kamarnya dan teringat ucapan Chandra. Moora pun berbicara sendiri bahwa karena istrinya Chandra kini tidak mau mendengarkannya. Malayketu muncul dan berbicara padanya kalau semua ini salah Nandini, Malayketu berkata akan membawa jauh dari Magadha. Moora menolak dan berkata kalau dirinya adalah istri Suryagupta dan juga wanita Magadha yang tidak akan lari dan akan menghadapi konsekuensi.
Chandra melakukan ritual terakhir untuk Pandugarthi.
Chandra menjaga Nandini. Nandini terbangun dari tidurnya dan berteriak. Lalu Nandini berbicara pada Chandra agar jangan mencampur masukkan antara politik dan masalah pribadi karena itu akan menyebabkan peperangan. Moora muncul dan mengatakan kalau semua itu gara2 dia. Chandra menyela tapi Moora menghentikannya dan mengatakan, “putraku sudah menganggapku pembunuh dan mari kita lihat siapa yang akan menang..seorang ibu atau seorang istri..aku terima hukumanmu dan disana akan ada perdebatan..jika aku menang maka persyaratan kuharus diterima”. Chandra menyetujuinya dan Moora beranjak pergi.