Sinopsis Chandra Nandini Hari ini 31 Januari 2018: Nandini Bertemu Chandra dan Bindusara!

Sinopsis Chandra Nandini Hari ini 31 Januari 2018: Nandini Bertemu Chandra dan Bindusara! - Bagi kamu penggemar setia Chandra Nandini pasti ingin tahu cerita Chandra Nandini selanjutnya setelah Durdhara meninggal, cerita Chandra Nandini setelah Nandini diusir dari istana. Pada sinopsis Chandra Nandini epsode 29 hari ini 30 Januari 2018 nanti akan menceritakan tentang kisah Nandini setelah di usir dari istana dimana nanti Nandini menyamar menjadi seorang guru di kerajaan Kalingga. Chandra dan Nandini sempat bertemu tapi Chandra belum menyadarinya bahkan ketika Bindusara hendak diculik oleh pasukan Padmananda ketika sedang melakukan puja dewa Siwa. Ketika Bindusara mau diculik Nandini yang menyamar menjadi Chandrika yang menolongnya.

Sinopsis Chandra Nandini Hari ini 31 Januari 2018: Nandini Bertemu Chandra dan Bindusara!

Kemudian di kerajaan Kalingga ketika Bindusara menangis terus lalu Chandrika/Nandini mencoba menenangkan Bindusara dan akhirnya tenang tidak menangis lagi, padahal semua tabib sudah mengobatinya tapi tidak berhasil. Jadi sepertinya Bindusara tahu bahwa ratu Nandini adalah teman baik ibu kandungnya Durdhara, jadi memang ada ikatan batin antara Bindusara dan Nandini. Nanti juga diceritakan ada pangeran mata keranjang di Kalingga yang suka dengan Chandrika alias Nandini. Kalingga ini adalah kerajaan dibawah kekuasan Chandragupta Maurya. Pokoknya cerita Chandra Nandini episode 29 hari ini 31 Januari 2018 selalu menarik untuk diikuti. Langsung aja simak sinopsis selengkapnya berikut ini:

Sinopsis Chandra Nandini Hari ini 31 Januari 2018: Nandini Bertemu Chandra dan Bindusara

Chandra kembali ke Magadha dan mengambil berkat Chanakya dan ibunya, Helena lalu melakukan aarti tapi tiba2 Chandra mendengar suara tangis Bindusara. Chandra bergegas masuk dan menggendong Bindusara. Helena lalu menemui Chandra dan meminta Bindusara, Bindusara masih menangis dan Chandra mengambilnya kembali dari gendongan Helena, Chandra lalu bertanya mengapa Bindusara terus menangis. Tabib mengatakan sesuatu. Chanakya muncul dan mengatakan bahwa itu karena efek racun yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak karena merasa kesakitan. Chandra pun bergumam mengatakan bahwa dirinya bisa menguasai seuruh negeri tapi tidak bisa membantu putranya sendiri. Lalu Chanakya mengoleskan ramuan pada Bindusara dan Bindusara kmudian mereda tangisnya. Chandra memberikannya pada pelayan, Chanakya memberikan obatnya pada tabib lalu berkata pada Chandra bahwa rakyat Magadha sudah menunggunya.

Chanakya memberi sambutan pada rakyat dan mengatakan bahwa raja mereka berhasil memenangkan peperangannya lagi, rakyat pun mengelu2kan Chandra, Chanda kemudian muncul dan berpidato.

Seorang guru wanita tengah memberi pelajaran pada murid2nya tentang definsi seorang Raja dan wanita itu adalah Nandini, seorang murid lalu bertanya pada Nandini apakah dia tau Raja manakah yang seperti dalam penjelasannya. Nandini terdiam dan teingat akan Chandra, Nandini lalu memberi jawaban, “ya..aku tau..Raja itu tinggal jauh dari daerah ini dan dia adalah…” . Rakyat Magadha kembali mengelu2kan nama Chandragupta Maurya.

Nandini yang merubah nama menjadi Chandrika didatangi seorang wanita yang mengabarkan bahwa bayinya sedang tidak sehat dan terus menangis, Chandrika pun bergegas pergi.

Chandra menerima kedatangan seorang pendeta. Pendeta berbicara pada Chandra bahwa dirnya sudah mengamatnya dan ingin menulis buku tentang dia karena sangat menginspirasinya. Chandra bertanya hal apakah tentang dirinya yang bisa membuatnya terinspirasi, pendeta menjawab tentang sejarah kehidupan pribadi dan pemikirannya. Chandra pun berkata tidak menyukai hal tersebut dan pendeta pun beranjak pergi. Moora mendatangi Chandra dan memintanya untuk tidak mencemaskan Bindusara karena dia akan baik2 saja dan Mora menasihati Chandra agar tidak membiarkan semangatnya pergi, Moora menambahkan, “temukan dirimu sendiri..aku melihat seorang raja tapi bukan Chandra ku”. Chandra menjawab bahwa inilah dirinya apa adanya dan dibutuhkan kegelapan untuk bisa melihat dirinya. Lalu Chandra beranjak pergi.

Chandra menuju kamarnya dan mendengar suara tangisan Bindusara, Chandra bergegas menggendongnya dan menenangkannya. Nandini juga berlari mendatangi bayinya yang menangis di dalam rumah, Nandini menggendongnya dan menenangkannya.

Bindusara masih menangis dan Chandra berimajinasi Dhurdhara datang untuk menenangkan bayi mereka. Sementara itu Gautami masuk ke dalam rumah dan berbicara pada Nandini, ”dia bayiku tapi kau merawatnya seperti anakmu sendiri”. Beberapa saat kemudian bayi Gautami tertidur, Gautami mengobrol dengan Nandinidan menanyakan mengapa dia tidak pernah mencoba memberitau Chandra bahwa bukan dia pembunuh Dhurdhara. Nandini menjawab bahwa Chandra sangat penting baginya tapi jika Chandra sudah tidak mempercayainya lebih baik meninggalkannya tanpa penjelasan apapun.

Chandra berhasil menenangkan Bindusara dan menidurkannya lalu Chandra ke ruangan mandi dan menyuruh pelayan mempersiapkan segala sesuatunya, Helena muncul dan menghentikan pelayan lantas Helena menyuruh pelayan pergi tapi Chandra berkata bahwa tidak boleh ada seorang pun yang pergi karena dirinya tidak memberi perintah. Helena lalu mengambil lulur dan hendak mengoleskannya pada Chandra tapi Chandra menghentikannya dan dengan nada sinis berkata bahwa dia sebagai ratu pertama sedang ditunggu semua orang diaula dan tidak perlu membuang2 waktu untuk bersamanya. Helena pun beranjak pergi dan Chandra menyuruh pelayan melanjutkan tugasnya.

Helena menunggu Chandra di kamar dan saat Chandra muncul Helena berkata ingin membicarakan hal penting, Chandra menjawab dengan sopan sembari menyebutnya ratu pertama. Helena lalu meradang dan bertanya mengapa dia menghukumnya atas kesalahan yang diperbuat Nandini, Helena berkata bahwa dirinya sangat mencintainya tapi Chandra mentertawakanya dan berkata bahwa cinta itu rumit karena akan selalu menjebaknya dan bagi dirinya cinta itu tidak ada nilainya lalu Chandra beranjak pergi. Helena hanya bisa menahan kekesalannya.

Amatya berbicara dengan Padmananda membahas wilayah Magadha, Padmananda emosi dan melempar mejanya seraya berkata bahwa Malayketu kalah lagi. Malayketu datang dan berbicara dengan Padmananda bahwa Chandra selalu unggul selangkah didepannya.Amatya berkata kalau semua ini berkat kepintaran Chanakya. Padmananda berkata bahwa Chandra sudah mengambil semua darinya satu persatu. Amatya memberi ide untuk menyerang secara pribadi. Padmananda memuji ide nya dan berkata bahwa Chandra sudah memperalat Nandininya dan sekarang dirinya akan mengambil putra Chandra yakni Bindusara. Padmananda berkata mereka harus menunggu saat Chandra dan Bindusara keluar dari istana bersama2 untuk diserang. Padmananda menyuruh Amartya mengirim mata2 ke Magadha, dan Malayketu disuruhnya menculik Bindusara.

Chandra berlatih pedang melawan prajurit2nya dan mengatakan agar mereka maju bersama2 menyerangnya. Chandra mengayunkan pedangnya sembari mengingat Nandini dan kenyataan bahwa Nandini mencintainya, hal itu membuatnya semakin marah dan tak terkendali menyerang prajurit2nya.

Bindusara kembali menangis dan kemudian tertawa saat mendengar suara gelang kaki  Nandini yang tertiup angin. Pelayan tertegun melihat Bindusara tertawa dan berkata akan memberitau Mora mengenai hal ini. Dadima dan Moora masuk kedalam dan bermain2 dengan Bindusara, mereka merasa senang melihat Bindusara tertawa. Prajurit masuk memberitau bahwa Chandra marah dan diluar kendali, mereka membutuhkan bantuan Moora. Dadima pun menyuruh Moora pergi.

Chandra masih berlarih dan menyerang dengan membabi buta karena teringat akan Nandini terus menerus, Dadima dan Moora kemudian datang membawa Bindusara. Chandra tersadar dan tersenyum melihat tawa diwajah Bindusara. Chandra lalu menggendongnya dan mengajaknya bermain2. Chandra menyuruh memberikan koin emas pada prajurit2 yang berlatih dengannya tadi.

Didalam kamar pun Chandra masih bermain2 dengan Bindusara, Bindusara lalu tersenyum mendnegar gemerincing suara gelang kaki  Nandini. Chandra berbicara dengan Bindusara bahwa dia mirip dengan ibunya yang polos, Chandra pun merindukan Dhurdhara dan berkata pada Bindusara akan menunjukkan gambar ibunya. Lalu Chandra mengambil lukisan Dhurdhara yang bersama Nandini dan memberitahukan pada Bindusara bahwa Dhurdhara adalah ibunya. Tangan Chandra lalu menutupi lukisan wajah Nandini tapi Bindusara menyingkirkan tangan Chandra. Chandra lalu meletakkan lukisan tersebut.

Nandini menidurkan bayi Gautami dan termenung teringat akan Dhurdhara saat mengajaknya membuat lukisan mereka berdua. Dhurdhara meminta Nandini menjaga bayinya dan Dhurdhara berkata bahwa ketika anaknya nanti melihat lukisan tersebut maka dia akan tau kalau dia memiliki dua ibu karena bagi Dhurdhara, Nandini sudah seperti saudaranya sendiri.

Chandra mengendong Bindusara dan berdiri di balon, Madhav datang dan Chandra berbicara padanya, “lukisan itu hanya akan berisi gambar Dhurdhara..buang gambar wanita disebelahnya karena dia sudah menghancurkan kehidupan putraku”. Madhav tertegun lalu beranjak pergi.

Nandini menggendong bayi Gautami dan menatap bulan, Gautami bertanya padanya apa yang sedang dipikirkan. Nandini menjawab, “bayi ini mengingatkanku dengan seorang bayi juga dan aku berharap berkatku bisa sampai pada bayi Dhurdhara melalui bulan ini”. Chandra sendiri bersama Bindusara tengah menatap bulan.

Nandin masuk ke istana sambil membawa buku2nya lalu sebuah tangan menariknya dan melemparnya, Nandini  terkejut melihat Raja Shatnag yang melakukannya. Chandrika pun menegur Shatnag yang bersikap kasar pada perempuan. Shatnag berkata bahwa dirinya sangat mencintainya dan akan membuatnya menjadi ratu di Kalingga. Nandini menjawab bahwa dirinya wanita yang sudah menikah dan Nandini mengancam akan melaporkannya pada kakaknya kalau dia tidak meninggalkannya sendiri lalu Nandini beranjak pergi.

Chandra tengah bermain2 bersama Bindusara, gelang kaki Nandini kembali berbunyi tertiup angin dan Bindusara melihatnya, Chandra lalu mengambil gelang kaki tersebut dan teringat akan Nandini (killas balik saat Nandini meminta Chandra memasang gelang kaki hadiahnya, Chandra berkata bahwa dirinya adalah raja Magadha dan apa yang akan dipikirkan orang2 kalau melihat rajanya memasang gelang kaki. Nandini pun menutup pintu dan menyuruh Chandra memasangkanya. Chandra memasangnya dengan menarik kaki Nandini. Dadima lalu masuk dan Nandini spontan menendang Chandra. Dadima pun tertawa, Chandra mengatakan sesuatu menggoda Nandini, Dadima lalu branjak pergi dan Nandini mengomel pada Chandra), Chandra tersenyum mengingatnya tapi kemudian dia tersadar dan menarik senyumannya. Chandra lalu bergegas menghampiri Bndusara. Bindusara menarik gelang kaki tersebut dan bermain2 dengannya.

Nandini tengah mengajar putri Raja (Sukanya), pelayan datang dan mengatakan ini saatnya Sukanya berlatih pedang. Sukanya lalu berlatih dengan gurunya, Nandini memerhatikan gerakan Sukanya yang salah lalu meminta ijin guru pedang Sukanya untuk memberi contoh. Nandini bertarung dengan guru pedang Sukanya dan menang, Shatnag yang dari tadi memperhatikan Nandini pun bertepuk tangan dan mengatakan sangat menyukai kecantikan dan kepandaiannya. Nandini lalu mengembalikan pedang Sukanya dan bergegas pergi.

Nandini berjalan keluar dengan pelayan dan mengobrol dengannya. Pelayan memuji permainan pedang Chandrika dan berkata bahwa hanya ada satu ratu yang pandai bermain pedang dan dia adalah Nandini. Nandini melihat Shatnag dan berkata bahwa dirinya mempelajari ilmu pedang untuk menjaga dirinya dari orang jahat. Pelayan lalu mengatakan bahwa besok akan ada perayaan holi dan pooja di kuil Siwa untuk merayakan pernikahan adik raja,  pelayan menyuruhnya membawa bayinya juga untuk pooja Dewa Siwa.

Chandra tengah bersiap2, Helena masuk dan hendak berbicara tapi prajurit datang mengabarkan kalau salah satu prajurit Yunani mereka melawan. Helena menyahutinya dan Chandra tertawa, Chandra menyuruh prajurit itu pergi. Helena lalu menegur Chandra karenamenanggapi dengan santai. Chandra menyuruh pelayan pergi lalu Chandra berbicara pada Helena menyindirnya kalau itu semua hanya akal2annya saja. Helena membantah  tapi pelayan datang dan mengatakan semua orang sudah menunggunya, Chandra lalu berpamitan dnegan sopan pada Helena, Helena bergegas pergi.

Di aula, Megasthenes mengatakan bahwa Raja Kalingga (Naresh) mengundangnya ke pernikahan adiknya, Chandra menolak untuk datang karena harus pergi berperang. Megasthenes berkata bahwa kalingga wilayah yang kuat dan berteman baik dengan mereka akan menjadi awal yang bagus. Tapi Chandra tetap menolak dan menyuruh mengirim hadiah saja. Helena berbisik pada Apama. Chanakya lalu mengatakan pada Chandra bahwa dia harus pergi demi Magadha, Dadima mendukung ucapan Chanakya dan Moora juga menyahut agar dia membawa Bindusara untuk pooja Dewa Siwa karena Bindusara butuh berkat juga dan perawatan.  Dadima berkata kalau saja ibu Bindusara ada maka dia pasti akan membawa Bindusara ke pooja tersebut. Apama memberi kode pada Helena, Helena berdiri dan menghampiri Bindusara lalu menggendongnya dan mengatakan bahwa dirinya juga ibu Bindusara dan Helena menambahkan akan membawa Bindusara dan Chandra ke Kalingga. Chandra pun bersedia karena semuanya bersikeras meminta. Helena dan ibunya pun tersenyum.

Saat mengambil air, Gautami mendengar cerita Nandini mengenai perbuatan Shatnag dan mengomel. Nandini mengatakan bahwa dirinya ingin melawan tapi dirinya teringat harus menyembunyikan identitasnya, Gautamimemintanya tidak berputus asa karena mereka pasti akan menemukan jalan keluar. Gautami lalu berkata bahwa besok akan ada perayaan holi, Gautami mengingatkan Nandini akan holi di Magadha (kilas balik saat Nandini melempari pewarna pada Gautami, Nandini pun berlari menghindari kejaran Gautami, Padmananda lalu datang dan Nandini mengoleskan pewarna Holi pada ayahnya, begitu pula sebaliknya), Nandni dan Gautami tertawa2 mengingatnya tapi Nandiniberkata bahwa itu bagian dari masa lalu dan sekarangNandinimenolak bermain holi. Gautami memintanya tidak berkata seperti itu karena mungkin saja esok hari dia akan mendapat jalan baru yang terbuka untuknya.

Chandra menggendong Bindusara dan bercerita kepadanya tentang raja yang menikahi putri musuhnya (kilas balik saat Chandra pertama kali bertemu Nandini). Nandini tengah bercerita hal yang sama pada bayi Gautami. Nandini, “mereka saling membenci satu sama lain”. Chandra, “perlahan2 mereka saling jatuh cinta tapi guru sang raja mengatakan kalau raja tidak boleh mencintai”. Nandini, “itu adalah saat2 terbaik dalam kehidupan mereka”. Chandra, “mereka selalu bertahan satu sama lain tetapi suatu hari..”. Nandini, “raja meminta ratu untuk pergi”. Chandra, “sang Raja pun kehilangan kepercayaan dalam cinta”.

Chandra mengayun2 bayinya saat bercerita. Tiba2 Chandra berimajinasi melihat Nandini berjalan masuk ke kamarnya, Nandini juga berimajinasi melihat Chandra mendatanginya. Chandra Nandini saling berbicara dengan imajinasi mereka masing2. Nandini bertanya pada imajinasi Chandra, “ketika raja sangat mencintai ratunya mengapa dia menyuruh ratunya untuk pergi ..”. Chandra bertanya pada imajinasi Nandini, “Nandini..mengapa kau lenyapkan Dhurdhara yang malang..”. Nandini bertanya pada imajinasi Chandra , “Chandra..tidakkah kau mempercayaiku..hatiku selalu berdetak untukmu karena aku mencintaimu..setidaknya kau bertanya padaku sekali..”. Chandra bertanya pada imajinasi Nandini, “dapatkah kau rasakan hatiku yang membeku setelah apa yang kau lakukan..aku memiliki perasaan ketika mencintaimu tapi kau melenyapkannya juga..”. Nandini bertanya pada imajinasi Chandra, “kau lenyapkan kepercayaanku dan hatiku..dan tidak ada yang bisa mengikatnya sekarang..”. Lalu keduanya sama2 meneteskan airmata dan kedua bayangan itu sama2 menghilang.

Pagi harinya, Chandra muncul bersama Helena yang menggendong Bindusara. Chandra berbicara dengan Chanakya. Chanakya mengatakan bahwa prajurit2 mereka akan menyamar menjadi warga desa dan akan menjaganya. Chanakhya juga menyarankan agar Chandra dan Helena melakukan penyamaran juga demi keamanan Bindusara. Chandra Helena masuk  kembali ke dalam istana dan bertukar pakaian lalu mereka muncul lagi dan Moora melakukan aarti. Dadima berpesan pada Helena agar memintakan berkat Dewa Siwa untuk Bindusara. Lalu Chandra dan Helena meninggalkan istana.

Dalam perjalanan cuaca idak bersahabat dan terlihat akan ada badai. Chandra turun dari gerobaknya dan melihat keadaan, Chandra berbicara dengan prajurit bahwa sepertinya akan turun hujan. Didalam gerbak Helena mengomel karena Bindusara terus bergerak2. Chandra dan yang lain memutuskan singgah disebuah ashram terdekat.

Chandra menyuruh Helena membawa Bindusara ke sebuah rumah, Helena masuk ke sana dan memberikan Bindusara pada pelayan karena sudah merusak pakaiannya dan Helena beranjak keluar.

Nandini mencapai ashram juga dalam kondisi basah kuyup dan berniat membeli buku untuk Sukanya, dia tidak menyadari Chandra berdiri dibelakangnya. Chandra menatap anak2 yang sedang bermain hujan dan Chandra teringat kenangan masa lalunya saat Nandini bermain2 hujan dan menyeretnya untuk bergabung lalu mereka berdua pun bermain dan menikmati hujan.

Chandra lalu bertemu dengan seorang guru dan Chandra memberinya koin tapi guru itu mengembalikan koinnya dan mengatakan ingin memberikan berkatnya tapi dia seorang raja, Chandra terkejut dan bertanya bagaimana dia bisa tau kalau dirinya adalah raja. Guru itu menjawab, “aku bisa melihat dari wajahmu..sinar seorang raja yang memiliki segalanya tapi aku melihat kesedihan di matamu..aku miskin karena uang dan kau miskin karena sebuah hubungan..sekali kau menemukan jalan kau akan mendapatkan kembali semua hubunganmu tapi kau akan kehilangannya lagi”. Pendeta memberkati Chandra dan beranjak pergi.

Nandini mendengar suara tangis bayi dan mencari2nya. Nandini masuk ke rumah yang ditinggali Bindusara dan melihat Bindusara menangis digendong seorang pelayan, Nandini lalu masuk dan meminta Bindusara untuk ditenangkan, pelayan menolak tapi Nandini meyakinkannya, pelayan pun memberikan Bindusara pada Nandini yang langsung menenangkan Bindusara.

Chandra merasakan sesuatu yang lain yang seolah2 menyuruhnya mendatangi rumah yang ditinggali Bindusara dan Chandra berjalan menuju sana. Nandini berhasil menidurkan Bindusara dan berpikir mengapa dirinya merasa terikat perasaan dengan bayi tersebut. Lalu Nandini memberikan Bindusara pada pelayan tapi tangan Bindusara memegangi selendang Nandini, Nandini coba melepaskannya dan mencium Bindusara lalu beranjak pergi. Saat keluar itulah Chandra hendak masuk ke dalam rumah tapi prajurit memanggilnya,  Nandini keluar dan Helena masuk lalu cepat2 menggendong Bindusara seolah2 dirinya yang menidurkan Bindusara. Chandra masuk dan bertanya apakah ada seseorang yang datang kerumah tersebut. Helena menjawab hanya dirinya dan Bindusara yang berada di dalam rumah lalu Chandra menggendong Bindusara. Nandini hendak keluar ashram tapi teringat Bindusara dan merasa dia sedang tidak sehat tapi Nandini berharap bayi itu baik2 saja.

Padmananda dan Amatya mendengar berita dari prajurit tentang kehadiran Chandra dan putranya di Kalingga untuk mengunjungi kuil Dewa Siwa. Padmananda menyuruh pasukannya bersiap2 karena mereka akan menculik putra Chandra malam nanti. Amatya menolak dan mengatakan bahwa ashram saat ini pasti dijaga ketat dan Amartya mengusulkan untuk melakukannya besok sebelum perayaan Holi dan mereka bisa menggunakan kerumunan orang2 untuk bersembunyi dan menyerang. Padmananda mendukung ucapan Amartya dan tertawa.

Pagi harinya perayaan Holi diadakan di kuil Dewa Siwa, prajurit Padmanada menyebar disekitar kuil, Chandra dan Helena serta Bindusara masuk ke sekitar kuil bersama para prajurit dan mereka semua dalam penyamaran, lalu mereka menaiki tangga bersama2 menuju kuil, Helena pun mengeluh dalam hati karena merasa aneh dengan penyamarannya dan  kuil begitu ramai orang. Chandra mengambil Bindusara dari gendonga Helina untuk mengambil berkat Dewa Shiwa dan mendoakannya agar Dewa mengirim seseorang untuk membebaskan Bindusara dari rasa sakitnya. Sementara itu Nandini menaiki tangga hendak menuju kuil. Ketika Chandra Helena selesai berdoa, Nandini sudah berdiri tepat di belakang mereka.

Nandini pun berdoa untuk anak Dhurdhara dan semua keluarganya di Magadha. Lalu Nandini masuk dan meletakkan persembahan Dewa dengan menunduk didepan Chandra. Baik Chandra maupunNandini sama2 tidak mengetahui kehadiran masing2. Pendeta lalu meminta Chandra memasang sindoor pada istrinya. Chandra hendak mengoleskan sindoor di kening Helena tapi Bindusara tanpa sengaja menampik tangan Chandra hingga sindoor itu jatuh tepat diatas belahan rambut Nandini. Nandini merasakannya dan mendongakkan kepala. Nandini pun terkejut melihat Chandra dan langsung menutupi diri, Nandini berharap Chandra Helena tidak melihatnya. Chandra lalu berbicara pada Nandini meminta mangkok yang dipegangnya dan Nandini memberikannya. Sementara di luar kuil prajurit Padmananda masih mencari2 keberadaan Chandra, Nandini masih melihat Chandra melakukan pooja dan Nandini meneteskan airmata.

Prajurit Padmananda lalu melihat Chandra didalam kuil dan memberitau teman2nya yang lain, mereka mendiskusikan rencana mereka dan kemudian menyebar berita bahwa Chandragupta ada disekitar mereka. Nandini bergegas keluar dari dalam kuil dan mendengar pengumuman tersebut, rakyat berbondong2 mengerumuni Chandra. Kesempatan ini digunakan prajurit2 Padmananda untuk menculik Bindusara. Helena pun berteriak saat Bindusara berhasil diambil dari dekapannya. Nandini mendengar teriakannya dan melihat Bindusara diculik. Nandini lalu menutupi wajah dengan pewarna holi dan melawan penculik2 tadi, Chandra menanyakan keberadaan Bindusara pada Helena.

Nandini berhasil mengusir penculik2 tadi, Nandini mengenali bahwa bayi yang ditolongnya di ashram ternyata Bindusara dan Nandinipun mengingat Dhurdhara lalu memeluk Bindusara. Tapi tiba2 Nandini dikepung prajurit2 Magadha, Nandini lantas menutupi wajahnya. Chandra datang merebut Bindusara dan bertanya pada Nandini mengapa dia menculik putranya, Nandini sendiri menutupi wajahnya dengan selendangnya, Chandra berkata bahwa dia akan dihukum. Seorang wanita menjelaskan bahwa Nandini yang membantu Bindusara dan penculik tadi melarikan diri, Chandra pun menyuruh prajurit mengejar penculik2 tadi. Helena lalu berusaha melepas selendang Nandini yang ditarik Bindusara. Chandra lalu meminta maaf dan berterima kasih pada Nandini lalu menanyakan namanya, Nandini dengan gugup menjawab namanya Chandrika. Chandra memberinya koin tapi Nandini menolak dan berpamitan dengan alasan bayinya sendirian dirumah.

Diistana Kalingga, Chandra menemui Helena dan berkata pada pelayan agar membawa Bindusara mandi. Pelayan membawa Bindusara keluar ruangan. Helena langsung memeluk Chandra dan mengatakan bahwa dirinya tadi takut kehilangan Bindusara. Chandra menjauh dan bertanya mengapa dia membiarkan Bindusara diculik sedangkan dia adalah seorang pejuang, Chandra menyindir dengan memuji Chandrika yang berani mempertaruhkan nyawa demi putranya. Chandra  lantas beranjak pergi

Nandini berkemas2, Gautami muncul dan bertanya mengapa dia berkemas2. Nandini menjelaskan mengenai keberadaan Chandra di Kalingga dan itu tidak akan aman untuk bayinya karena bayinya adalah dinasti Nanda. Prajurit Kalingga datang dan mengatakan pada Nandini bahwa saat ini waktu belajar untuk Sukanya.

Sukanya tengah belajar dan membaca pelajarannya, Chandra melintas dan mendengar ucapan Sukanya, Chandra pun teringat Nandini pernah mengatakan hal yang sama. Chandra menghampiri Sukanya dan Sukanya memberi salam. Chandra bertanya pada Sukanyasiapa yang sudah mengajarinya. Disaat yang sama Nandini juga melangkah masuk ke dalam istana.

Sukanya menyebut nama gurunya yakni Chandrika dan menunjuk pada Chandrika yang melangkah masuk, Nandini terkejut melihat Chandra dan langsung membalikan badan menutupi wajahnya dengan selendang. Chandra pun mengenali Nandini sebagai Chandrika yang sudah menyelamatkan nyawa putranya. Nandini menjawab bahwa semua itu berkat dari Dewa. Pelayan lalu memberitau Chandra mengenai Bindusara yang terus menerus menangis, Chandra pun bergegas pergi.

Nandini cemas dengan keadaan Bindusara dan bergegas mengikuti Chandra tapi Nandini teringat ucapan Chandra dan mengurungkan niatnya, kemudian Nandini teringat ucapan Dhurdhara agar menjaga anaknya dan Nandini bergegas pergi.

Chandra bertanya pada tabib mengapa Bindusara terus menerus menangis, tabib mengatakan bahwa tidak ada ramuan yang sesuai pada tubuh Bindusara. Nandini kemudian muncul dan menutupi wajahnya, dia merasa sedih melihat keadaan Bindusara. Raja Kalingga (Naresh) berbicara pada Chandra bahwa efek racun itulah yang menyiksa putranya. Nandini muncul dan berbisik pada istri Naresh bahwa dirinya ingin mencoba membantu. Lalu Nandini membuat ramuan bersama tabib kemudian memberikannya pada Bindusara. Bindusara pun terdiam dari tangisnya dan Nandini memberikannya kembali pada tabib lalu Nandini beranjak pergi, Chandra bertanya bagaimana putranya bisa cepat tenang, dan istri Naresh mengatakan bahwa Chandrika yang melakukannya sambil menunjuk pada Nandini yang berjalan keluar.

Nandini berjalan keluar dan Shatnag menghadangnya lalu mencoba memeluknya seraya berkata kalau dirinya juga tengah kesakitan, Nandini meminta Shatnag melepaskannya. Chandra memegang bahu Shatnag dan Shatnag bertanya siapa yang mencoba menghentikannya, Chandra pun menjawab, “Chandragupta Maurya”. Nandini mendengar suara Chandra dan menutupi wajahnya. Shatnag lalu mengatakan pada Chandra agar tidak ikut campur karena statusnya hanya sebagai tamu. Chandra membalas bahwa dirinya tidak bisa tinggal diam jika ada wanita yang diperlakukan buruk. Chandra berkata bahwadiaseharusnya menghargai wanita dan meminta maaf pada Chandrika. Shatnag bertanya bagaimana jika dirinya menolak melakukannya, Chandra menjawab bahwa dia harus di hukum, tiba2 pelayan datang mengatakan pada Shatnag kalau Raja Naresh menunggunya. Shatnag berbicara pada Chandra bahwa mereka akan melanjutkan ini nanti lalu Shatnag beranjak pergi. Nandini berterimakasih atas bantuan Chandra dan hendak pergi tapi Chandra menghentikannya.

Demikianlah info sinopsis Chandra Nandini episode hari ini 31 Januari 2018 lengkap. Jangan lupa tonton terus Chandra Nandini setiap hari mulai Pkl 19.00 hanya di ANTV dan bookmark blog ini untuk membaca sinopsis Chandra Nandini untuk episode-episode selanjutnya!.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+